saya mengenalnya sekitar setahun lalu , saya lupa tanggal tepatnya , saya mengenalnya dari salah satu media chatting. semakin hari semakin dekat , dan akhirnya agustus 2008 lalu kami resmi berpacaran. selama kami berpacaran , tidak pernah ada masalah yang merusak hubungan kami , hingga akhirnya bulan november dia mulai menjauh dari saya , menjadi diam , dan semakin lama semakin hilang . segala upaya saya lakukan demi mendapat penjelasan atas sikap dia , namun hasilnya nihil , dia tetap diam dan malah semakin hilang , bahkan ketika saya mengajukan untuk mengakhiri kisah kami , dia tak menggubrisnya , masih tetap bertahan dengan sikap diamnya.
butuh waktu 3 bulan untuk saya menata hati lagi dari sakit hati yang disisakannya , dan berhubung saya mulai disibukkan dengan skripsi saya yang sempat terbengkalai , akhirnya saya bisa mengikhlaskannya , bahkan saya sempat lupa jika saya pernah mengenalnya .
pada hari minggu tengah malam , ketika saya sedang asik berbincang bincang dengan teman saya via telepon , dia menghubungi saya via ponsel saya , dan selama obrolan kami via ponsel berlangsung , dia bersikap seolah tak pernah ada salah yang dia perbuat pada saya , dalam istilah sundanya "tiis weh" , meski sangat nampak jelas ada ketidaknyamanan , karena kami bagaikan dua sosok yang baru mengenal , sangat berbeda.
biasanya , jika kita bertemu dengan seseorang di masa lalu , ada sedikit perasaan rindu , namun ntah mengapa saya tidak merasakan hal itu , justru yang saya rasakan ketika dia hadir lagi adalah rasa muak , datar , dan menyayangkan sikap dia yang hadir kembali di kehidupan saya .
bencikah saya ? atau sakit hati ?? saya pun tidak mengerti , namun yang pasti , yang sempat terlintas di pikiran saya adalah , kok dia ga ada rasa malunya menghubungi saya dan bersikap seolah everything is ok , padahal sudah jelas dia meninggalkan saya begitu saja , tanpa penjelasan apa apa , dan membiarkan saya berusaha sendirian mengubur perasaan yang sudah terlanjur ada , ckckckckck , saya benar benar tidak mengerti bagaimana sebenarnya hati dia ..
dear ai , terima kasih atas pelajaran hidup yang sempat kamu kasih ke aku , semoga ai kelak menjadi lebih baik dan lebih bijaksana sebagai lelaki , karena ga semua wanita kuat diperlakukan seperti itu .
setelah sekian lama/banyak patah hati , pertengkaran , air mata dan kemarahan , cinta sejati akan menunggumu di ujung perjalanan ,,, dan semua kisah sedikitpun terlupakan
(Elizabeth Fischer)
seperti halnya perasaan dikhianati adalah perasaan paling buruk bagiku , mungkin dimaafkan adalah perasaan yang paling indah
(Ray B. Ramos)
tak ada yang memulihkan kita dengan seketika setelah mengalami pengalaman pahit , tapi memberikan pelukan cukuplah
(Hannah Boyd)
(Elizabeth Fischer)
seperti halnya perasaan dikhianati adalah perasaan paling buruk bagiku , mungkin dimaafkan adalah perasaan yang paling indah
(Ray B. Ramos)
tak ada yang memulihkan kita dengan seketika setelah mengalami pengalaman pahit , tapi memberikan pelukan cukuplah
(Hannah Boyd)
No comments:
Post a Comment